sumber(sehatq.com)
Podshub – Sebuah penelitian membuktikan, pengguna rokok elektrik atau vape yang telah berhenti merokok menunjukkan perbaikan kualitas gusi yang sama, seperti gusi orang yang tidak merokok. Artinya, gusi vapers lebih sehat dibandingkan perokok.
Fakta tersebut terungkap dari hasil uji klinis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Penelitian itu dilakukan oleh tiga dokter gigi, yaitu Amaliya, Agus Susanto, dan Jimmy Gunawan. Para dokter tersebut membuat penelitian dengan judul,”Respon Gusi pada Pengguna Vape (Rokok elektrik) Saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan (Gingivitas Experimental).”
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengguna rokok elektrik yang telah berhenti dari merokok menunjukkan perbaikan kualitas gusi “Artinya, kondisi pertahanan gusi pengguna rokok elektrik telah kembali normal,” kata Dokter Amaliya.
Pada umumnya, perokok berat rentan terkena penyakit gusi, karena kandungan tembakau pada rokok dapat menghambat aliran darah menuju gusi. Jika hal tersebut terjadi, gusi akan kekurangan nutrisi dan oksigen, sehingga lebih mudah terkena infeksi.
Berdasarkan riset tiga dokter gigi dari UNPAD tersebut, perokok yang beralih mengonsumsi vape dan berhenti merokok konvensional, gusinya bakal kembali menjadi lebih sehat.
Melihat fakta tersebut, jelas Amaliya, produk tembakau alternatif (vape) sudah selayaknya diprioritaskan sebagai opsi bagi perokok dewasa yang ingin setop merokok, namun belum bisa total menghindari nikotin. Alasannya, berdasarkan kajian ilmiah itu, vape terbukti memiliki profil risiko lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.
Dia melanjutkan, pemerintah seharusnya memaksimalkan produk vape untuk menurunkan prevalensi merokok, sekaligus meningkatkan perbaikan kesehatan masyarakat. Produk tembakau alternatif bisa menjadi solusi yang melengkapi berbagai program dan upaya yang telah dijalankan oleh pemerintah selama ini.
“Melihat bukti-bukti ilmiah yang ada, pemerintah harus bersikap lebih terbuka untuk dapat melihat profil risiko yang dimiliki oleh produk tembakau alternatif dan memanfaatkannya secara optimal,” tutur Amaliya.
Beberapa negara, diantaranya Inggris telah memanfaatkan rokok elektrik untuk menurunkan prevalensi merokok. Demi alasan Kesehatan, Inggris menargetkan negaranya bebas dari perokok di tahun 2030.
Meski diyakini mampu menurunkan jumlah perokok, penggunaan vape tetap dibatasi. Di Indonesia, pemerintah membatasi rokok elektrik ini hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa, yaitu berusia 18 tahun keatas.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dari Halodoc, ada delapan cara menjaga kesehatan gigi dan mulut bagi perokok. Pertama, rajin sikat gigi. Perokok harus menggosok gigi mereka secara teratur minimal dua kali sehari. Dan, pastikan menggosok gigi dengan cara yang benar. Jangan menggosok gigi terlalu keras, sampai melukai gusi.
Kedua, pergunakan sikat gigi dan pasta gigi yang berkualitas baik. Pilih sikat gigi sesuai dengan kebutuhan atau yang cocok dengan gigi kita. Pilih sikat yang lembut dan mempunyai fleksibilitas tinggi agar mampu membersihkan sisa-sisa kandungan rokok hingga ke sela-sela gigi.
Ketiga, berkumur dengan obat kumur. Selain gosok gigi, sebaiknya pergunakan juga obat kumur anti bakteri untuk mencegah bau mulut. Obat kumur akan membuat bau mulut tercium lebih segar.
Keempat, Banyak mengonsumsi air putih. Perokok harus lebih banyak minum air putih agar terhindar dari bau mulut, karena mulut perokok cenderung kering. Selain itu, mengonsumsi air putih juga membantu mengurangi zat-zat beracun yang menempel pada gigi akibat rokok.
Kelima, gunakan benang gigi. Selain rutin menggosok gigi, dan berkumur, kamu tidak ada salahnya juga bila menambahkannya dengan menggunakan benang gigi untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela gigi. Benang gigi membantu merawat kesehatan mulut.
Keenam, rutin melakukan kunjungan dokter. Sedikitnya sekali dalam 6 bulan, luangkan waktu untuk memeriksakan diri ke dokter gigi. Jika rajin ke dokter, jika terjadi permasalahan di gigi akan segera ketahuan.
Sumber: Vapemagazine